Kementan Diminta Ajak Generasi Muda Bertani Buat Terobosan


KBRN, Jakarta: Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)  Syahrir Ika menyarankan Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan terobosan mengajak generasi muda untuk bertani. Hal itu lantaran usia petani di atas 50 tahun. 

Jadi,  kalau kita mau fokusnya pertanian itu memang kita harus melakukan terobosan kebijakan,” kata Syahrir dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI, Jumat (26/1/2024).

Syahrir menekankan pentingnya inovasi dalam menggarap lahan pertanian. Hal itu agar generasi muda tertarik masuk menggeluti prifesi pertanian. 

“Kadi jangan menganggap anggapan kita mengenai pertanian yang pakai cara-cara kuno ini berhentilah. Jadi bagaimana caranya kita mulai mencari inovasi,” ujarnya.  

Selain itu, agar generasi muda tertarik menggeluti pertanian maka perlu didukung kredit perbankan. Karena selama ini kredit perbankan untuk pertanian kurang dari 10 persen. 

“Tapi kalau anak-anak muda yang jumlahnya 64 juta orang itu kita ambil aja 30% aja kita beri kesempatan didukung oleh pemerintah dalam segala aspek. Lalu mereka kemudian berprofesi di pertanian mulailah bangkit itu pertanian,” ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan pertanian saat ini sedang bertransformasi dari sistem pertanian tradisional menuju modern. Hal itu dilakukan sebagai upaya mencetak petani milenial dari generasi Z.

“Petani milenial akan turun mana kala  menggunakan teknologi dari tradisional menjadi modern,” kata Amran beberapa waktu lalu. 

Amran menjelaskan bahwa transformasi sistem tradisional menuju modern tersebut justru akan menguntungkan petani karena sudah terbantu oleh sebagian mesin yang dinilai sangat efektif dan efisien di era saat ini.

“Bila sistem ini menguntungkan bersama menggunakan teknologi modern, petani milenial maupun generasi Z juga akan turun,” katanya. (iman/anastasia)



amazing)